Sophos Mengembangkan Kemitraan dengan Tech Data di ASEAN untuk Memasarkan Portofolio Cyber Security Terbaiknya

JAKARTA –  25 Oktober 2018 – Sophos (LSE: SOPH), pemimpin pasar global pengembangan solusi keamanan jaringan dan endpoint, hari ini mengumumkan kemitraan yang terjalin dengan distributor produk teknologi terkemuka global, Tech Data, untuk memasarkan produk keamanan terbaik kepada pelanggan di kawasan ASEAN, termasuk portofolio jaringan, endpoint, data, identitas, dan perlindungan firewall.

Dengan memanfaatkan jaringan luas dan pengalaman pangsa pasar regional Tech Data, kemitraan pemasaran ini merupakan cerminan dari komitmen Sophos untuk menyediakan produk dan penawaran cybersecurity tersedia lebih luas bagi pelanggan di kawasan ASEAN, terlebih saat ancaman keamanan dunia maya sedang meningkat secara global.

Sumit Bansal, Direktur Senior ASEAN dan Korea di Sophos mengomentari keadaan saat ini di ASEAN “Ancaman cybersecurity semakin canggih dan Asia adalah sasaran empuk serangan siber. Kami melihat Singapura – negara paling maju di bidang teknologi di kawasan – pernah mengalami insiden pelanggaran data terbesar dua bulan yang lalu, dan tampaknya serangan seperti itu tidak akan mereda. Hal positifnya adalah kalangan bisnis dari berbagai skala menanggapi ancaman tersebut secara serius dan terus berinvestasi pada penjagaan pertahanan mereka. Kemitraan kami dengan Tech Data akan mempermudah mitra bisnis dan pelanggan mereka di kawasan untuk mengerahkan perlindungan Sophos.”

Produk Sophos hanya tersedia melalui mitra Sophos yang terdaftar. Dengan bermitra dengan Tech Data, Sophos akan dapat memenuhi kebutuhan mitra bisnis dan pelanggan mereka di kawasan ASEAN secara efisien.

  1. “Tech Data percaya bahwa kekuatan solusi keamanan generasi masa depan terletak pada pendekatan proaktif terhadap ancaman keamanan, dan kami persenjatai mitra bisnis kami dengan teknologi dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk melindungi pelanggan mereka,” ucap Naresh Desai, Wakil Presiden, Specialist Business Unit, Asia Pasifik di Tech Data. “Kemitraan kami dengan Sophos, pemimpin pasar Cybersecurity global, membantu kami untuk lebih memperkuat portofolio keamanan kami dan memenuhi kebutuhan cybersecurity bagi 5.000 lebih mitra bisnis kami di ASEAN”.

Kaspersky Lab Menunjuk ECS Indojaya Sebagai Distributor di Indonesia

Jakarta, 17 Oktober 2018 – Kaspersky Lab mengambil langkah maju untuk mengembangkan pertumbuhan bisnisnya di Indonesia dengan mengumumkan kemitraan dengan ECS Indojaya. Sejalan dengan tujuan Kaspersky Lab untuk mengembangkan bisnis lebih kuat di Indonesia terutama dalam solusi usaha kecil dan menengah serta perusahaan kelas enterprise, penunjukan ECS Indojaya sebagai distributor akan membantu Kaspersky Lab menjangkau reseller dan system integrator lebih luas.

Indonesia adalah pasar penting bagi Kaspersky Lab. Hal terlihat dari pembuatan kebijakan pemerintah yang ingin memastikan bahwa keamanan siber tertanamkan dalam setiap lapisan masyarakatnya. Indonesia menempati peringkat ke-27 di antara semua negara yang paling terpengaruh oleh serangan online pada kuartal kedua April-Juni 2018. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat adaptif terhadap inovasi teknologi, sehingga membutuhkan kesadaran yang lebih besar tentang pentingnya keamanan siber.

 “Perusahaan besar atau kecil perlu menyadari bahwa perlindungan bukan hanya tentang keamanan dasar saja. Kini yang utama adalah membangun ketahanan siber yang diaplikasikan di perusahaan serta orang-orang yang terlibat di dalamnya. Seiring dengan persiapan Indonesia untuk menghadapi revolusi industri 4.0, akan ada juga lebih banyak investasi dan inovasi baru khususnya di sektor teknologi, tempat Kaspersky akan berperan. Kami melihat kemitraan strategis dengan ECS Indojaya ini akan memungkinkan Kaspersky Lab memperluas eksistensinya di negara ini. Peran ECS Indojaya akan menambah rute distribusi kami ke pasar di Indonesia yang menjangkau lebih jauh ke lebih banyak resellerl dan komunitas system integrator, sebuah langkah yang sangat berharga bagi para reseller dan pelanggan tentunya,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager – Asia Tenggara, Kaspersky Lab.

“Merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk ditunjuk sebagai distributor resmi Kaspersky di Indonesia. Ini merupakan tantangan, serta tonggak baru yang semakin melengkapi pencapaian dan memperluas portofolio kami. Kami yakin bahwa kehadiran keamanan berkualitas tinggi dan produk teknologi dari Kaspersky, dikombinasikan dengan distribusi ECS di Indonesia, akan menjadi dasar yang kuat dalam membangun sinergi dan ekosistem yang positif bagi semua mitra kami,” kata Antonius, Direktur Komersial dan Perusahaan PT. ECS Indo Jaya.

ECS Indojaya, penyedia produk dan solusi teknologi informasi terkemuka di Indonesia, membuka peluang bagi Kaspersky Lab dalam tujuannya untuk memperluas pangsa pasar. Kerjasama ini mencakup penawaran rangkaian produk dan layanan keamanan siber B2B, termasuk didalamnya Kaspersky Endpoint Security for Business dan masih banyak lagi.

Dengan lebih dari 270.000 klien dan 400 juta pengguna di seluruh dunia, Kaspersky Lab adalah salah satu perusahaan keamanan siber terbesar di dunia. Dengan penunjukan mitra distribusi baru, Kaspersky Lab telah mengambil langkah maju dalam memperkuat posisi terdepan di Indonesia.

Malware IoT Di Paruh Pertama 2018 Tiga Kali Lipat Dibanding Keseluruhan 2017

49931783 - concept of iot, internet of things.

Jakarta, 10 Oktober 2018 – Menurut laporan Kaspersky Lab mengenai Internet of Things (IoT) pada paruh pertama tahun 2018, perangkat IoT menerima serangan dari 120.000 lebih modifikasi malware. Angka ini lebih dari tiga kali lipat jumlah malware IoT yang terlihat di seluruh 2017. Kaspersky Lab memperingatkan bahwa pertumbuhan rangkaian malware yang menyerang perangkat pintar ini merupakan tren berbahaya yang berkelanjutan: pada tahun 2017 juga terlihat sejumlah modifikasi malware pada perangkat pintar meningkat 10 kali lipat dibandingkan tahun 2016.

Pasar untuk perangkat IoT (juga dikenal sebagai perangkat “pintar”), dan perannya dalam kehidupan sehari-hari, tumbuh secara eksponensial. Tetapi para pelaku kejahatan siber juga melihat peluang mengambil keuntungan finansial dengan cara melipatgandakan dan membuat variasi serangan yang mereka lakukan. Bahaya yang timbul bagi para pengguna gawai IoT adalah ancaman ini dapat menyerang mereka dengan cara tidak terduga, bahkan perangkat yang tampak tidak berbahaya dapat berubah menjadi mesin kuat untuk menjalankan aktivitas ilegal. Beberapa contohnya seperti penambangan crypto, serangan DDoS, atau perangkat secara diam-diam menjanlankan botnet.

Menyadari akan bahayanya, para ahli Lab Kaspersky secara rutin meninjau data yang dikumpulkan dari berbagai sumber termasuk perangkat honeypots, yaitu umpan yang digunakan untuk menarik perhatian para pelaku kejahatan siber dan menganalisis kegiatan mereka. Informasi terbaru paling mengejutkan yang ditemukan para ahli adalah jumlah modifikasi malware yang menyerang sejumlah perangkat IoT pada paruh pertama tahun 2018, tercatat sebanyak tiga kali lebih tinggi daripada jumlah di seluruh tahun 2017.

Statistik menunjukkan bahwa metode propagasi malware IoT yang paling populer masih berupa usaha paksa kata sandi, yaitu upaya berulang untuk memasukkan berbagai kombinasi kata sandi. Brute forcing digunakan pada 93% serangan yang terdeteksi. Dalam sebagian besar kasus lainnya, akses ke perangkat IoT dijalankan menggunakan eksploitasi yang cukup dikenal.

Perangkat yang paling sering menyerang umpan honeypots dari Kaspersky Lab adalah router dengan 60% serangan berasal dari router. Perangkat IoT lainnya yang melakukan penyerangan menggunakan ragam teknologi yang berbeda misalnya perangkat DVR dan printer. Honeypots bahkan mencatat serangan yang datang dari 33 mesin cuci.

“Dibandingkan dengan komputer pribadi dan ponsel pintar, perangkat IoT mungkin tidak cukup kuat untuk menarik pelaku kejahatan siber dan digunakan menjalankan aktivitas ilegal mereka. Namun, kurangnya kinerja mereka tidak sebanding dengan jumlah mereka, dan fakta bahwa beberapa produsen perangkat pintar masih belum memperhatikan keamanan produk mereka. Bahkan jika para vendor mulai melengkapi perangkat mereka dengan keamanan yang lebih baik, maka masih akan perlu waktu sampai mengganti perangkat yang menua di rumah. Selain itu, varian malware IoT dapat menyesuaikan dan berkembang dengan sangat cepat, sementara aktivitas yang dieksploitasi sebelumnya belum diperbaiki, para pelaku kejahatan siber terus-menerus menemukan cara baru. Produk IoT telah menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan siber yang dapat mengubah mesin sederhana menjadi alat yang kuat dalam melakukan kegiatan ilegal, seperti memata-matai, mencuri dan memeras,” kata Mikhail Kuzin, peneliti keamanan di Kaspersky Lab.

Untuk mengurangi risiko serangan malware IoT, pengguna disarankan untuk:

  • Instal setiap pembaruan untuk firmware yang Anda gunakan sesegera mungkin. Kerentanan yang ditemukan dapat diperbaiki melalui patch dalam pembaruan.
  • Selalu ubah kata sandi yang pertama kali terinstal pada perangkat. Gunakan kata sandi rumit yang mencakup huruf besar, huruf kecil, angka dan simbol.
  • Gunakan Kaspersky Smart Home dan IoT Scanner untuk memeriksa perangkat IoT Anda terhadap kerentanan dan infeksi.
  • Segera reset ulang perangkat Anda setelah melihat adanya indikasi aneh pada perangkat. Tindakan ini dapat menyingkirkan malware yang ada, tetapi tidak mengurangi risiko terkena infeksi lain.

Baca versi lengkapnya di Securelist.com.

ZTE Mendukung Pemulihan Jaringan Telekomunikasi di Sulawesi Tengah

Jakarta, 9 Oktober 2018 – ZTE Corporation, penyedia solusi telekomunikasi, perusahaan, dan teknologi terkemuka untuk internet seluler segera menanggapi gangguan jaringan yang terjadi di Sulawesi Tengah setelah gempa bumi dan tsunami terjadi pada 28 September 2018. Bersama Telkomsel, ZTE Indonesia membentuk tim khusus untuk memberikan solusi terbaik untuk memulihkan jaringan telekomunikasi yang terputus di daerah bencana.

“Kami memahami pentingnya jaringan telekomunikasi dalam situasi bencana baik untuk komunikasi antara korban dengan keluarga dan juga untuk koordinasi penanggulangan bencana. Kami segera membentuk tim untuk memulihkan jaringan dan terus memantau perkembangannya siang dan malam”, kata Allen Zhang, Deputy Director Engineering Service ZTE Indonesia. “Tidak hanya di lokasi bencana, tim juga dibentuk di Makassar dan Jakarta untuk secara intensif memantau dan melaporkan kepada manajemen Telkomsel dan ZTE Indonesia”, tambahnya.

Sementara itu, Deden Machdi, Project Director ZTE untuk Sulawesi menjelaskan “Meskipun ada tantangan dari bahan bakar dan listrik, tim telah berhasil memulihkan sekitar 85% dari situs yang terkena dampak dengan tindakan 2G Upgrade CapacityBoosting CoverageCapacity OptimizationLayering StrategyRehoming, 4G dan 3G Util Optimization. Kami akan melakukan yang terbaik untuk pemulihan hingga 100% ”.

Selain rehabilitasi jaringan, ZTE juga melakukan aksi ZTE Peduli untuk membantu para korban dengan menyalurkan makanan, bahan bakar, kebutuhan anak-anak dan kebutuhan rumah tangga langsung ke daerah bencana. Gempa dan gelombang tsunami yang terjadi di Palu meninggalkan kesedihan mendalam tidak hanya bagi warga tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. ZTE berharap tidak hanya jaringan telekomunikasi, tetapi juga kehidupan para korban dapat dipulihkan segera.

USB Masih Dipakai Sebagai Medium Penyebaran Ancaman Siber, Termasuk Penambang Crypto

Jakarta, 5 Oktober 2018 – Perangkat penyimpanan USB telah dikenal karena andilnya dalam penyebaran malware antar komputer yang tak terhubung. Dalam perkembangannya, perangkat penyimpanan USB juga dimanfaatkan para pelaku kejahatan siber sebagai kendaraan yang efektif untuk mendistribusikan malware penambang crypto. Meskipun jangkauan dan jumlah serangan secara relatif rendah, namun temuan dari Kaspersky Lab memperlihatkan jumlah korbannya meningkat dari tahun ke tahun.

Meskipun sudah berjalan selama dua dekade lamanya dan mendapat reputasi buruk terkait keamanan, perangkat penyimpanan USB tetap menjadi alat bisnis dan pemberian yang masih populer. Kepopuleran tersebut pula yang membuat perangkat ini tetap berada di dalam radar para pelaku kejahatan siber dan digunakan sebagai alat untuk menyebarkan berbagai serangan secara konsisten selama beberapa tahun terakhir. Dalam daftar 10 ancaman teratas yang menargetkan perangkat penyimpanan USB sebagaimana yang dideteksi oleh Kaspersky Security Network (KSN), di peringkat teratas adalah malware Windows LNK setidaknya sejak tahun 2015. Di dalam daftar juga termasuk eksploitasi kerentanan Stuxnet yang sudah muncul di tahun 2010, CVE-2018-2568 dan yang sekarang sedang meningkat adalah penambang crypto.

Menurut data KSN, malware penambang crypto populer terdeteksi pada drive-root adalah Trojan.Win32.Miner.ays / Trojan.Win64.Miner.all, yang dikenal sejak tahun 2014. Trojan menyusupkan aplikasi mining ke komputer, kemudian melakukan instalasi dan diam-diam meluncurkan perangkat lunak mining sekaligus mengunduh kebutuhanya untuk mengirimkan hasil ke server eksternal yang dikontrol oleh para penyerang. Data Kaspersky Lab menunjukkan bahwa beberapa infeksi yang terdeteksi pada tahun 2018 ke belakang menunjukkan infeksi yang telah berlangsung lama dan kemungkinan memiliki dampak negatif signifikan terhadap kemampuan pemrosesan perangkat korban.

Deteksi versi 64-bit miner terus tumbuh sekitar dari tahun ke tahun, meningkat sebesar 18,42% antara tahun 2016 ke 2017, dan diperkirakan akan meningkat sebesar 16,42% antara tahun 2017 dan 2018. Hasil ini menunjukkan bahwa penyebaran malware melalui perangkat penyimpanan USB secara efektif bekerja.

Negara-negara di Asia, Afrika dan Amerika Selatan yang merupakan pasar berkembang, tempat   perangkat penyimpanan USB banyak digunakan, paling banyak menerima dampaknya. Namun serangan yang terisolasi juga terdeteksi di negara-negara seperti Eropa dan Amerika Utara.

Perangkat penyimpanan USB juga digunakan pada tahun 2018 untuk menyebarkan Dark Tequila, malware perbankan kompleks yang dilaporkan pada 21 Agustus 2018, dan telah menyerang sejumlah korban konsumen dan perusahaan di Meksiko setidaknya sejak 2013. Selain itu, menurut data KSN, 8% ancaman yang menargetkan sistem kontrol industri pada kuartal pertama tahun 2018 tersebar melalui media penyimpanan yang dapat dipindahkan.

“Perangkat penyimpanan USB mungkin kurang efektif dalam menyebarkan infeksi pada masa-masa sebelumnya, karena meningkatnya kesadaran akan kelemahan keamanannya dan menurunnya penggunaan USB itu sendiri sebagai alat bisnis. Tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa perangkat USB tetap berisiko tinggi dan para pengguna tidak boleh meremehkanhya. Mediumnya jelas bekerja untuk para penyerang, karena mereka terus menerus mengeksploitasi, dan beberapa infeksi tidak terdeteksi selama bertahun-tahun. Untuk menghindarinya ada beberapa langkah mudah yang dapat dilakukan oleh para pengguna dan perusahaan untuk tetap aman.” Kata Denis Parinov, Peneliti Anti-malware di Kaspersky Lab.

Perangkat penyimpanan USB menawarkan banyak keuntungan seperti praktis dan mudah dibawa, apalagi jika didukung dengan merek unggulan. Namun di sisi lain, data yang tersimpan di dalam hingga komputer yang tersambung ke perangkat USB tersebut sangat rentan terhadap ancaman siber jika dibiarkan tanpa perlindungan.

Kaspersky Lab merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk mengamankan penggunaan perangkat USB dan media eksternal lainnya:

Saran untuk semua pengguna perangkat USB:

  • Berhati-hatilah dengan perangkat yang dihubungkan ke komputer Anda – perhatikan untuk mengetahui penggunaan perangkat tersebut sebelumnya.
  • Investasikan perangkat USB terenkripsi dari merek tepercaya. Dengan cara ini, Anda akan mengetahui bahwa data yang tersimpan aman bahkan jika kehilangan perangkat.
  • Pastikan semua data yang disimpan pada USB juga dienkripsi.
  • Memiliki solusi keamanan yang dapat memeriksa semua media eksternal untuk mendeteksi malware sebelum perangkat terhubung ke jaringan. Bahkan merek tepercaya bisa mendapatkan ancaman sekalipun melalui rantai pasokan yang tersedia.

Saran tambahan untuk para perusahaan:

  • Kelola penggunaan perangkat USB: tentukan perangkat USB mana yang dapat digunakan, oleh siapa dan untuk apa
  • Mengedukasi karyawan tentang cara penggunaan USB yang aman – terutama jika karyawan menggunakan perangkat USB antara komputer di rumah dan perangkat kerja
  • Jangan meninggalkan USB tergeletak sembarangan

Solusi keamanan Kaspersky Lab, seperti Kaspersky Endpoint Security for Windows, menyediakan keamanan dan enkripsi untuk semua media eksternal termasuk perangkat USB.

Laporan ancaman USB lengkap dapat ditemukan di Securelist.

Menurut Riset 75% Orang Berpura-pura Sibuk Dengan Gadget Untuk Hindari Interaksi

Jakarta, 30 September 2018 – Perangkat yang terkoneksi menjadi penting untuk membuat orang tetap berhubungan satu sama lain, namun bagi banyak orang, justru perangkat tersebut juga menjadi tameng yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi sosial yaitu menghindari interaksi dengan orang lain. Survei terbaru dari Kaspersky Lab menunjukkan kecenderungan perilaku ini setelah tiga perempat responden (75%) mengaku berpura-pura sibuk menggunakan gadget mereka ketika tidak ingin berbicara dengan orang lain. Situasi ini juga kembali menunjukkan pentingnya perangkat yang terhubung yang dapat bekerja dalam mengelola segala jenis keadaan.

Bayangkan ketika Anda sampai di cafe dan menunggu pasangan kencan datang. Kondisi cafe sangat sibuk dan orang-orang sekitar Anda saling mengobrol satu sama lain. Apa yang akan Anda lakukan? Memulai percakapan dengan orang yang tidak dikenal? Atau mengambil gadget dari kantong sembari menunggu pasangan Anda datang? Kenapa harus melakukan kontak mata dan berinteraksi dengan orang lain jika dapat menatap perangkat terhubung yang Anda miliki sebagai gantinya?

Kenyataannya, dengan menggunakan perangkat terhubung yang dimiliki, Anda dapat lebih mudah menghindari obrolan basa-basi atau bersikap sopan kepada orang-orang sekitar. Penelitian terbaru Kaspersky Lab mengungkapkan bahwa sebanyak 72% responden menggunakan perangkat terhubung ketika mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu. Perilaku tersebut juga merupakan bentuk pengalihan yang digunakan tanpa harus terlihat sibuk atau saat akan menghindari kontak mata dengan seseorang. 46% responden mengaku menggunakan gadget hanya untuk menghabiskan waktu setiap hari dan 44% menggunakannya sebagai selingan sehari-hari.

Selain menjadi selingan, perangkat yang terhubung juga berguna bagi mereka yang tidak suka berbicara langsung dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Faktanya, hampir sepertiga (31%) responden lebih suka melakukan kegiatan seperti memesan taksi atau mencari arah berpergian melalui situs web dan aplikasi, karena mereka merasa lebih mudah daripada harus berbicara dengan orang lain.

Dengan kedua fungsinya untuk menghindari kontak langsung dan perannya yang dapat membantu mengatasi situasi sosial sehari hari, ketergantungan kita yang konstan akan perangkat terhubung telah menyebabkan kepanikan luar biasa apabila perangkat tersebut tidak berfungsi dengan baik Sepertiga (34%) responden khawatir bahwa mereka tidak akan dapat menghibur diri jika tidak bisa mengakses perangkat yang terhubung. 12% bahkan khawatir apabila mereka tidak dapat berpura-pura sibuk jika perangkat mereka tidak berfungsi.

Dmitry Aleshin, VP untuk Pemasaran Produk, Kaspersky Lab mengatakan, “Ketergantungan pada perangkat yang terhubung berdampak pada kehidupan kita lebih dari yang diduga. Tidak dipungkiri, dengan terhubung dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan modern kita, tetapi perangkat juga penting untuk membantu orang melewati berbagai situasi sosial yang sulit. Apap pun situasinya, adalah penting untuk memastikan perangkat tetap online dan tersedia saat Anda sangat membutuhkannya.”

Untuk memastikan ketersediaan perangkat Anda selalu berada dalam kondisi prima – apa pun situasinya, Kaspersky Security Cloud membuat koneksi Anda tetap aman dan terlindungi:

  • Ingin menggunakan perangkat sembari menunggu teman, apakah aman untuk mengakses Wi-Fi di cafe? Dengan Kaspersky Security Cloud, perangkat dilindungi terhadap ancaman yang dapat menyusup lewat jaringan, meskipun pengguna perlu menggunakan hotspot Wi-Fi publik yang tidak aman. Transfer data dilakukan melalui saluran terenkripsi untuk memastikan keamanan data pribadi, sehingga perangkat pengguna terlindungi di koneksi apa pun
  • Bosan! Tapi baterai ponsel hampir habis? Apa yang harus dilakukan? Pengguna dapat melacak tingkat baterai dengan perhitungan waktu yang tersisa sampai perangkat benar-benar mati dari Kaspersky Security Cloud Interface. Ada juga berbagai pasokan daya portabel yang tersedia untuk menjaga baterai perangkat terisi saat bepergian
  • Ponsel hilang! Bagaimana caranya agar tidak disalahgunakan? Tidak pernah terpikir sebelumnya perangkat Anda hilang atau dicuri. Kaspersky Security Cloud dapat melacak dan melindungi perangkat Anda dari pencurian data demi ketenangan pikiran Anda. Kunci remote dan fitur locate memastikan perangkat tetap aman sampai Anda menemukannya

Halodoc Goes to Hospital, Layanan Baru Halodoc di Rumah Sakit Guna Efektivitas Waktu Pasien dalam Pengambilan Obat

Jakarta,  September 2018 – Halodoc, aplikasi kesehatan terpadu berbasis online, bertempat di Artotel memperkenalkan layanan terbarunya, yakni Halodoc Goes to Hospital (HG2H). Sebuah solusi kesehatan inovatif yang dapat memudahkan pasien menghemat waktu dalam menebus resep obat di rumah sakit, baik racikan maupun non-racikan.

Halodoc Goes to Hospital merupakan wujud komitmen kami dalam mempermudah akses kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Sekaligus sebagai upaya kami dalam membangun sinergi positif dengan rumah sakit dalam mendukung RS menghadirkan pelayanan prima bagi setiap pasiennya,” ujar Jonathan Sudharta, CEO Halodoc.

“Layanan ini dapat diakses oleh setiap pasien, baik pasien umum maupun pasien BPJS, pasien baru maupun pasien yang rawat jalan yang sudah rutin menebus obat di rumah sakit,” tambah Jonathan.

Dalam memanfaatkan layanan Halodoc Goes to Hospital adalah saat pasien mendapatkan resep obat dari dokter di rumah sakit sesuai dengan indikasi yang diberikan. Setelah itu pasien dapat melakukan pembayaran atas layanan konsultasi yang diberikan oleh dokter berikut dengan resep obat yang ingin ditebus di kasir. Pada saat proses pembayaran inilah, pihak rumah sakit akan membantu dengan memberikan penawaran kepada pasien apakah mau menggunakan pengantaran obat melalui layanan Halodoc Goes to Hospital.

Apabila pasien setuju menggunakan layanan ini, maka pasien akan diminta mengisi data tambahan untuk pengiriman obat seraya mendapat penjelasan mengenai aturan pakai oleh apoteker rumah sakit mengenai obat yang ditebusnya. Setelah semua tahapan tersebut terpenuhi, pasien dapat langsung meninggalkan rumah sakit dan menunggu pihak Halodoc mengantarkan obat ke alamat yang dikehendaki oleh pasien.

“Teknologi digital sangat cepat berkembang dan mulai masuk ke komunitas kesehatan salah satunya RS. Hal tersebut akan membantu RS dalam menunjang pelayanan ke pasien secara lebih efisien dan efektif. Kami mengapresiasi kehadiran

Halodoc Goes to Hospital sebagai salah satu aplikasi dalam mendukung hal tersebut. Besar harapan kami, layanan ini dapat meningkatkan kepuasan pasien,” ujar dr. Kuntjoro AP, M. Kes, Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).

Halodoc menargetkan untuk menjalin kerjasama dengan 500 rumah sakit hingga akhir tahun 2019 sebagai tahap awal perluasan layanan Halodoc Goes to Hospital. Adapun  hingga pertanggal 19 September 2018,  Halodoc sudah berhasil menjalin kerjasama dengan 76  rumah sakit baik swasta maupun non-swasta yang tersebar di beberapa kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Karawang, Bandar Lampung, Malang, Ponorogo, Jember, Surabaya, Palembang, Pekanbaru, Padang, Medan, Semarang, Gresik, Bali.

“Kami akan terus menjajaki kerjasama dengan rumah sakit lebih banyak lagi sehingga dengan begitu, akan lebih banyak pula pasien yang terbantu melalui layanan Halodoc Goes to Hospital ini,” tutup Jonathan.

Riset Kaspersky Lab: Ketergantungan Pada Koneksi Internet Saat Bepergian

Jakarta, September 2018 – Bayangkan ketika kita berada di  luar negeri, tersesat, dan tidak ada satupun yang dapat dihubungi untuk diminta bantuan. Kondisi ini dikarenakan ponsel atau tablet mengalami kerusakan, kehabisan baterai hingga kacaunya koneksi, yang menjadikannya mimpi buruk untuk dihadapi. Menurut penelitian Kaspersky Lab, perangkat yang terkoneksi sekarang merupakan hal penting kala bepergian, karena orang-orang menggunakannya untuk mengambil foto (63%), mencari jalan dari lokasi A ke B (55%), atau saat membutuhkan bantuan (51%). Faktanya, mereka sangat bergantung pada perangkatnya, bahkan 39% dari responden tidak dapat membayangkan bepergian ke mana pun tanpa gawai yang dimiliki.

Penelitian Kaspersky Lab menunjukkan bahwa orang-orang bergantung kepada koneksi Internet saat bepergian, yang artinya ketika perangkat mengalami kegagalan sistem atau kehilangan koneksi, mereka dengan cepat menjadi orang-orang yang kebingungan dan tanpa arah. Fenomena ini pada satu dari enam (17%) responden yang mengalami masalah saat melakukan perjalanan sebagai akibat hilangnya konektivitas.

Dari riset ditemukan bahwa responden tidak dapat menemukan tempat untuk menginap, kehilangan informasi mengenai perubahan jadwal penerbangan hingga keracunan akibat tidak dapat mencari informasi secara online mengenai tempat makan.

Bahkan salah satu responden anonim mengungkapkan bahwa ia terjebak di gurun saat telepon pintarnya tidak berfungsi. Situasi menakutkan ini mungkin dapat diatasi jika responden memiliki koneksi. Tanpa bisa menggunakan telepon pintarnya, responden berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan.

Terjebak di gurun memang contoh yang ekstrem, tetapi tidak mendapatkan koneksi sama sekali merupakan kekhawatiran bagi banyak orang, (84%) responden setuju bahwa mereka akan merasa tertekan jika tersesat di lokasi yang tidak diketahui, dan dengan dua perlima (39 %) responden mengkhawatirkan suatu saat kondisi tersebut terjadi pada mereka.

“Insiden tersesat di gurun pasir dan lainnya sesungguhnya dapat dihindari apabila kita lebih menjaga perangkat yang terkoneksi dengan baik. Bergantung dengan koneksi Internet sebenarnya tidak selalu menjadi hal buruk. Lagipula dengan adanya koneksi Internet, saat bepergian kita dapat menemukan jalan menuju lokasi, serta bahkan untuk mencari tempat makan dan tempat menginap. Karena ketergantungan inilah, maka sebaiknya jangan membahayakan diri sendiri karena kehilangan konektivitas saat keluar atau saat berada di tempat asing,” kata Dmitry Aleshin, selaku VP untuk Pemasaran Produk, Kaspersky Lab.

Memiliki solusi keamanan yang mampu menyesuaikan diri dengan berbagai situasi dapat memberikan ketenangan pikiran bagi para penggunanya dan membantu menghindari masalah saat mereka jauh dari rumah. Kaspersky Security Cloud menawarkan solusi tersebut, fiturnya dapat menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi oleh penggunanya, mulai dari lingkungan tempat mereka berada, bagaimana mereka terhubung, dan meggunakan perangkat apa. Fitur-fiturnya antara lain:

  • Anti-Theft – membantu untuk menghindari pencurian atau kehilangan perangkat di tempat yang tidak diketahui. Fitur ini dapat mengunci dan menemukan perangkat yang hilang atau dicuri, dengan cara alarm perangkat yang akan berbunyi, dan bahkan mengambil foto pelaku yang telah mencurinya.
  • Secure Connection – membantu orang tetap aman dan terlindungi, bahkan jika mereka online di tempat asing, dan menggunakan Wi-Fi tidak dikenal. Fitur ini dapat mentransfer data melalui saluran terenkripsi untuk memastikan keamanan data pribadi.
  • Device Power Consumption – membantu mencegah momen yang tidak diinginkan ketika menyadari baterai hampir habis, tetapi tidak mengetahui lokasi Anda berada. Device Power Consumption memungkinkan Anda mengetahui kapan baterai akan mati dan menghitung mundur berapa menit yang tersisa, sehingga memberikan waktu bagi Anda untuk mengisi ulang daya baterai.

LuckyMouse Group Gunakan Sertifikat Keamanan Yang Sah Untuk Susupkan Malware

Jakarta, September 2018 – Tim Riset dan Analisis Global Kaspersky Lab (GReAT) telah menemukan sejumlah infeksi  Trojan tidak dikenal, yang kemungkinan besar terkait dengan pelaku ancaman berbahasa Tionghoa paling terkenal, yaitu LuckyMouse. Ciri paling menonjol dari jenis malware ini adalah penggunaan driver yang dilengkapi sertifikasi digital dikeluarkan oleh perusahaan pengembang perangkat lunak terkait keamanan informasi. 

Grup LuckyMouse dikenal atas serangan siber yang bertarget pada entitas besar di seluruh dunia. Kegiatan kelompok tersebut dapat menimbulkan bahaya di seluruh kawasan, termasuk Asia Tenggara dan Asia Tengah, karena serangan mereka tampaknya memiliki agenda politik tertentu. Fenomena tersebut terlihat dari profil korban dan vektor serangan sebelumnya, peneliti Kaspersky Lab berpikir bahwa Trojan yang terdeteksi mungkin telah digunakan untuk spionase siber suatu negara yang didukung oleh pemerintahannya

Jenis Trojan yang ditemukan oleh para ahli Kaspersky Lab menginfeksi komputer target melalui driver yang dibuat oleh pelaku ancaman. Setelah berhasil menyusup, penyerang dapat menjalankan semua perintah termasuk eksekusi perintah, mengunduh dan mengunggah file, serta mencegat lalu-lintas jaringan.

Driver tersebut menjadi bagian paling menarik dari praktik penyerangan yang dijalankan. Agar terlihat berasal dari sumber yang terpercaya, kelompok tersebut mencuri sertifikat digital yang dimiliki oleh pengembang perangkat lunak terkait keamanan informasi dan menggunakannya sebagai penanda sampel malware. Upaya tersebut dilakukan untuk menghindari deteksi dari solusi keamanan, dengan menyertakan penanda yang sah maka malware dapat tampak seperti perangkat lunak legal.

Yang juga menjadi perhatian para peneliti adalah meskipun LuckyMouse memiliki kemampuan untuk membangun sendiri perangkat lunak berbahaya, namun perangkat lunak yang digunakan dalam serangan itu merupakan kombinasi dari malware khusus dan sampel kode yang tersedia untuk publik dari repositori umum. Daripada menulis sendiri kode orisinil, menggunakan kode pihak ketiga yang siap digunakan dapat menghemat waktu pembuatan malware dan membuat proses atribusi semakin sulit.

 “Munculnya kampanye LuckyMouse selalu bertepatan waktunya dengan perhelatan politik dengan profil yang besar dan waktu penyerangan biasanya mendahului puncak acara politik dunia tersebut. Pelaku kejahatan tidak begitu mengkhawatirkan atribusi karena mereka menggunakan kode pihak ketiga dalam program yang dijalankan, sehingga tidak memakan waktu bagi mereka untuk menambahkan lapisan lain pada droppers atau bahkan untuk mengembangkan modifikasi pada malware tersebut. Dan dengan cara ini masih tidak dapat terlacak,” kata Denis Legezo, Peneliti Keamanan Kaspersky Lab.

Kaspersky Lab sebelumnya telah melaporkan tentang aksi kelompok LuckyMouse yang menyerang pusat data nasional untuk mengorganisir kampanye waterholing.

Bagaimana cara melindungi dari serangan tersebut:

  • Jangan secara otomatis mempercayai kode yang berjalan pada sistem Anda. Sertifikat digital tidak menjamin tidak adanya backdoors.
  • Gunakan solusi keamanan yang kuat, dilengkapi teknologi deteksi perilaku berbahaya yang dapat menangkal serangan bahkan dari ancaman yang belum dikenal.
  • Berlangganan laporan intilijen berkualitas tinggi mengenai ancaman sehingga divisi keamanan perusahaan mendapatkan akses awal ke informasi tentang perkembangan terkini taktik, teknik, dan prosedur pelaku ancaman siber.

Baca versi lengkapnya di Securelist.com.

Kontribusi ALE untuk Dorong Inisiatif Cloud di Indonesia

Jakarta, 22 September 2018 – Rangkaian kompetisi ALE Hackathon yang telah dibuka sejak 3 Mei lalu akhirnya memasuki tahap akhir, yaitu Final Stage. Hari ini (21/09) Alcatel-Lucent Enterprise secara resmi mengumumkan pemenang ALE Hackathon 2018 dalam acara Awarding Night yang digelar di Le Meridien Hotel, Jakarta. Program ini merupakan sebuah inisiatif yang menantang para pengembang untuk membuat aplikasi yang dapat menghubungkan manusia, bisnis dan perusahaan, untuk menjawab tantangan di 5 sektor, yaitu pemerintahan, kesehatan, perhotelan, pendidikan, dan transportasi.

Kompetisi yang sudah berlangsung selama 4 bulan ini berhasil mengumpulkan 183 proposal aplikasi berbasis platform Rainbow. Panitia kemudian menyeleksi 98 tim yang berhak melanjutkan ke tahap kualifikasi dan semifinal, dan akhirnya memilih 35 tim untuk babak final pada 19-20 September 2018 di Jakarta. 20 tim teratas secara otomatis akan bergabung dengan Komunitas Pengembang Internasional ALE.

Penilaian ALE Hackathon yang dilakukan oleh panelis dari Alcatel-Lucent Enterprise terdiri dari Driss El Malki (Global CPaaS Development Director ALE), Samuel Tourbot (VP Cloud Business ALE APAC), and Adios Purnama (Country Manager ALE Indonesia). Sedangkan pakar vertical terdiri dari Ahyani Raksanegara (Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung), Budi Raharjo (Praktisi IT dan Dosen Teknik Elektro ITB), Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Badan Ekonomi Kreatif, dan Jakarta Smart City.

“Kami sangat puas dengan pelaksanaan ALE Hackathon yang pertama ini. Antusiasme para komunitas developer lokal dari seluruh Indonesia yang mengikuti kegiatan ini membuktikan bahwa potensi para generasi muda dalam mengembangkan aplikasi masih sangat besar. Dari hasil seleksi dan penilaian yang panjang, kami dengan bangga mempersembahkan para pemenang ini, yang kami anggap benar-benar telah berhasil menciptakan aplikasi kreatif dan inovatif berbasis platform Rainbow. Dan kami juga berharap melalui ALE Hackathon bisa membantu pemerintah Indonesia mewujudkan program 1000 start up di Indonesia,” jelas Adios Purnama, Country Manager ALE Indonesia yang juga mewakili juri.

Samuel Tourbot, Vice Pesident of Cloud Business ALE APAC juga memberikan apresiasi besar pada ALE Hackathon Indonesia yang merupakan inisiatif pertama di ALE global. “ALE Hackathon adalah salah satu program inovatif dari ALE yang berkontribusi dalam mendorong inisiatif cloud di Indonesia yang kami nilai masih sangat besar dan potensial. Total market share Cloud Computing secara global untuk tahun 2018 ini diprediksi mencapai US $178 milyar, dimana untuk pasar Indonesia sendiri diperkirakan sebesar Rp 33 triliun,” tambah Samuel Tourbot.

Pemenang ALE Hackathon 2018

Setelah melalui proses presentasi di babak final, dewan juri memutuskan 3 pemenang dengan hadiah dengan total nilai ratusan juta rupiah dan mendapatkan coaching clinic oleh ALE International Developer Team di Paris untuk Pemenang Pertama dan coaching clinic oleh Tim ALE Indonesia di Jakarta untuk Pemenang Kedua. Berikut hasil pemenang ALE Hackathon 2018:

 

Pemenang 1  

Nama/Tim: Indonesia Diaspora Connect (App: Diaspora Connect)

  1. Arief Hakim Askar
  2. Arrival Dwi Sentosa
  3. Zendi Iklima

 

Hadiah     : – Coaching Clinic dari ALE International Developer Team selama 3 hari di Perancis,

– Akomodasi di Perancis selama 4 hari 3 malam,

– Tiket pesawat ke Perancis (pergi pulang),

– Uang tunai,

– Aplikasi pemenang ditampilkan di website ALE Indonesia & International Play store,

– Aplikasi pemenang memenuhi syarat untuk pasar ALE Rainbow CPaaS di industri terkait.

 

Runner Up:

Nama       : Comrades (App: Comrades)

  1. Tioreza Febrian
  2. Fikri Adriansa Yudha
  3. Adam Ibrahim Aji

 

Hadiah     :

– Rainbow Coaching Clinic dari Tim ALE Indonesia selama 3 hari di Jakarta,

– Akomodasi selama 3 hari 2 malam di Jakarta,

– Uang tunai Rp 10.000.000,

– Aplikasi pemenang ditampilkan di website ALE Indonesia & International Play store,

– Aplikasi pemenang memenuhi syarat untuk pasar ALE Rainbow CPaaS di industri terkait.

 

Pemenang Favorit

Nama      : 35UTech (App: Tukang Dagang )

  1. Try Setyo Utomo
  2. Triana Giantara
  3. Rijal Azani

 

Hadiah     :

– Uang tunai Rp 5.000.000,

– Aplikasi pemenang ditampilkan di website ALE Indonesia & International Play store,

– Aplikasi pemenang memenuhi syarat untuk pasar ALE Rainbow CPaaS di industri terkait.

- Advertisement -

APLICATIONS

Pra Registrasi ChronoBlade Kini Tersedia di Seluruh Dunia

Jakarta, 12 Agustus 2016  – Netmarble Games Corp., perusahaan game mobile ternama di Asia, hari ini mengumumkan pra registrasi untuk game yang akan diluncurkan...

HOT NEWS