Gameholic – PON Aceh-Sumut 2024 menandai sebuah momen penting dalam sejarah esports Indonesia dengan eksibisi Battle of Guardians, game pertarungan esports lokal pertama di negara ini. Perhelatan ini tidak hanya mengumpulkan para juara dari berbagai provinsi tetapi juga menampilkan debut Ibu Kota Nusantara (IKN) di panggung esports nasional.

M. Reza Danuarta atau yang lebih dikenal sebagai Kyoto Tokyo, merupakan atlet yang akan mewakili IKN di Battle of Guardians. Kyoto Tokyo dikenal dengan gaya bermainnya yang agresif dan inovatif, siap untuk bersaing dengan para jawara dari provinsi lain. Kehadirannya membawa warna baru dalam kompetisi ini, mencerminkan semangat IKN untuk turut serta dalam geliat esports Indonesia.

Selain kehadiran atlet dari IKN, Battle of Guardians di PON Aceh-Sumut 2024 juga menghadirkan fakta unik lainnya. Game ini menonjolkan karakter dan latar yang kental dengan unsur budaya Indonesia, seperti Prabu Siliwangi dan Angling Dharma. Lebih dari itu, Battle of Guardians telah menyelenggarakan lebih dari 200 event di seluruh Indonesia, membangun komunitas yang kuat dan penuh antusiasme.

Dalam persiapan menghadapi eksibisi ini, Kyoto Tokyo bersama para peserta lainnya telah mempersiapkan strategi khusus untuk menaklukkan lawan-lawan dari berbagai daerah. 

Kehadiran atlet dari IKN di Battle of Guardians tidak hanya menjadi sorotan utama, tetapi juga menunjukkan potensi besar esports di wilayah yang baru berkembang seperti IKN. Partisipasi ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan untuk lebih banyak talenta lokal yang terlibat di dunia esports, serta mendorong perkembangan esports yang inklusif di seluruh Indonesia.

Battle of Guardians Menjadi Game Lokal Kedua yang masuk Eksibisi PON 

Battle of Guardians juga menjadi game lokal kedua yang masuk dalam eksibisi PON setelah Lokapala. Ini menunjukkan bahwa game buatan Indonesia semakin diakui dan memiliki tempat yang kuat dalam kompetisi esports nasional. Kehadiran game ini memperkuat posisi game-game lokal dalam industri esports yang kompetitif. Battle of Guardians membawa kebanggaan tersendiri dengan menampilkan elemen-elemen budaya Indonesia dalam setiap karakternya. Hal ini tidak hanya menunjukkan kualitas game, tetapi juga memperkenalkan dan melestarikan nilai-nilai budaya kepada pemain dan penonton di seluruh Indonesia. 

Fighting Gim Pertama yang dipertandingkan di PON

Battle of Guardians menorehkan sejarah baru sebagai game fighting pertama yang dipertandingkan dalam ajang PON. Ini menandakan pengakuan yang semakin luas terhadap genre fighting di kancah esports nasional, yang sebelumnya lebih didominasi oleh genre-genre lain seperti MOBA dan battle royale. Dengan masuknya Battle of Guardians ke PON, ini membuka pintu bagi genre fighting untuk lebih diperhatikan dan dikembangkan di Indonesia.

CEO Battle of Guardian, Alexander Andrew Halim, mengatakan, hadirnya Battle of Guardians di Eksibisi PON XXI menjadi bukti bahwa pemerintah turut serius dan menyediakan wadah bagi developer gim lokal atau anak bangsa untuk memasarkan karyanya.

“Akhirnya, kesempatan pun datang. Battle of Guardian masuk sebagai salah satu gim lokal yang hadir di eksibisikan dalam PON XXI Aceh-Sumut 2024” tambah Dia.

Battle of Guardians adalah Game E-Sport Fighting Lokal Pertama Indonesia yang menghadirkan lebih dari 21 karakter di mana beberapa karakternya mengangkat lokal heroes yang ada di Indonesia. Seperti Prabu Siliwangi sebagai Nix, Angling Dharma sebagai Mata, dan Nyi Roro Kidul atau Dewi Anjani sebagai Tzofiya dan masih banyak lagi. Termasuk latar game yang  mengandung unsur Indonesia seperti Alasdair : diambil dari hutan paling timur pulau jawa yaitu Alas Purwo, Marah : mengambil konsep kawah gunung merapi, dan juga Soorga : berasal dari Gunung Jaya Wijaya Papua.