Gameholic – Halo para gamers dan penggemar esports! Siapa yang tak kenal dengan dunia esports? Dulu mungkin masih dianggap remeh, tapi sekarang? Wah, esports sudah menjadi bagian dari kehidupan banyak orang di Indonesia, lho! Yuk, kita kupas tuntas bagaimana perjalanan esports di Indonesia hingga bisa merambah ke sekolah-sekolah.
Awal Mula Esports di Indonesia
Semua berawal pada tahun 2002 saat World Cyber Games (WCG) pertama kali digelar di Indonesia. Meski saat itu hanya dikenal di kalangan komunitas gaming, esports terus tumbuh dan berkembang. Namun, titik balik yang membuat esports menjadi fenomena di Indonesia terjadi pada tahun 2018. Yup, gelaran Grand Final MPL Indonesia Season 1 di Mall Taman Anggrek menjadi momen penting. Ribuan orang memadati mall untuk menyaksikan pertandingan seru ini, dan sejak saat itu, esports menjadi buah bibir di mana-mana.
Esports dan Pendidikan: Awal Keraguan hingga Adaptasi
Meski mulai populer, awalnya masih banyak yang ragu apakah esports bisa memberi dampak positif, terutama di lingkungan pendidikan. Bayangkan saja, sekolah yang seharusnya menjadi tempat pembentukan karakter dan komunitas solid, kini mulai berpikir untuk memasukkan esports sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Wah, bisa nggak ya?
Untungnya, banyak sekolah di Indonesia yang cepat beradaptasi dan melihat potensi positif dari esports. Salah satu contohnya adalah SMA Xaverius 1 Palembang. Recardus Eko Prasetyo, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan di sekolah tersebut, berbagi cerita tentang pengaruh esports di sekolahnya.
“Awalnya saya ragu, canggung, dan takut kalau esports bisa mengganggu perkembangan peserta didik. Tapi semakin lama, saya sadar bahwa teknologi dan informasi, termasuk di dunia permainan, tidak bisa dihindari. Apalagi setelah pandemi COVID-19,” ujar Recardus.
Esports: Lebih dari Sekadar Bermain Game
Menurut Recardus, esports bisa membantu mengembangkan keterampilan seperti kerja tim, strategi, dan pengambilan keputusan cepat. Selain itu, dengan berkembangnya industri esports, peserta didik bisa melihatnya sebagai peluang karir yang serius. Nggak hanya jadi pemain profesional, tapi juga komentator, manajer tim, atau bidang teknologi terkait.
Namun, Recardus juga menekankan pentingnya manajemen waktu. “Esports harus diimbangi dengan manajemen waktu yang baik. Jangan sampai ketinggalan prioritas utama, seperti pendidikan formal,” katanya.
Dampak Positif Esports di Sekolah
Ternyata, kehadiran esports di sekolah memberi dampak positif. Bagi guru, esports mulai diterima sebagai bagian dari pengembangan diri dan ekstrakurikuler. Bagi siswa, esports bisa menjadi refreshing dan sarana sosialisasi, asalkan bisa mengatur waktu dengan baik.
Buktinya, SMA Xaverius 1 Palembang berhasil menjadi juara nasional di RRQ MABAR Esports Tournament Season 3, mengalahkan SMA Don Bosko Semarang di partai final. Nama sekolah semakin dikenal luas, dan keberhasilan murid tidak hanya diperoleh melalui jalur akademik, tapi juga melalui pengembangan diri dan keterampilan lain, salah satunya esports.
Daftar Sekolah dengan Program Esports
Menurut data dari RRQ MABAR, pada tahun 2024 ini ada 192 sekolah di Indonesia yang sudah memiliki ekskul, program, atau komunitas esports. Wow, keren banget kan? Mulai dari Bali, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sulawesi Selatan, semuanya ada.
Penasaran apakah sekolah atau almamater kalian termasuk dalam daftar ini? Yuk, cek di tautan berikut: Daftar Sekolah dengan Esports
Esports bukan lagi sekadar hobi, tapi sudah menjadi bagian dari kehidupan banyak orang. Dengan manajemen yang baik, esports bisa memberikan banyak manfaat, mulai dari keterampilan individu hingga peluang karir. Jadi, bagi kalian yang masih ragu, yuk mulai melihat esports dari sisi positifnya. Selamat bermain dan berprestasi!
Untuk update berita selanjutnya kalian bisa kunjungi gameholic.id