Gameholic.id – Los Angeles menjadi saksi ketika trofi VCT Champions diangkat tinggi oleh Evil Geniuses setelah mereka berhasil mengalahkan Paper Rex dalam grand final yang epik pada Minggu (27/8). Seperti dalam kisah lari balap yang mendebarkan, EG tampil sebagai tim kuda hitam yang mengejar impian juara dunia tahun ini dan berhasil menuntaskan lomba dengan gemilang.

Perjalanan menuju final itu sendiri telah melibatkan serangkaian babak penyisihan dan playoff yang menarik. Pertandingan pamungkas mempertemukan dua kekuatan besar, Evil Geniuses dan Paper Rex. Meski banyak fans yang awalnya lebih memfavoritkan Paper Rex karena konsistensi dan kehebatannya dalam scene Valorant, EG membuktikan bahwa kejutan besar dapat terjadi di panggung besar.

EG mampu meloncat tinggi melalui klasemen VCT Amerika dengan perubahan-perubahan yang brilian dalam komposisi tim mereka, mengubah nasib mereka satu per satu, hingga akhirnya meraih kemenangan bersejarah bagi dunia esports di Amerika Utara.

Final ini bukanlah sembarang pertarungan. Pertandingan itu penuh dengan kekacauan yang terorganisir, keterampilan mekanik yang luar biasa, dan tentu saja, kerja tim yang kuat. Akhirnya, EG keluar sebagai pemenang dengan skor akhir 3-1, mengamankan gelar VCT Champions 2023 dan hadiah sebesar $1,000,000 USD.

Perjalanan EG dalam musim VCT penuh dengan tantangan yang tidak terduga pada tahun 2023. Dengan perubahan-perubahan roster yang terus menerus dan desas-desus tentang ketidakpuasan pemain, mereka harus mengatasi rintangan demi rintangan. Tak hanya itu, tim ini juga menonjol dengan memiliki jumlah pemain cadangan yang signifikan, yang merupakan langkah langka dalam dunia esport. Bahkan, jumlah pemain cadangan mereka cukup untuk membentuk tim cadangan sepenuhnya.

Pendekatan yang unik ini bukan tanpa kontroversi. Meskipun mendapat tanggapan negatif dari publik dan menghadapi kekalahan beruntun akibat perubahan roster dan gaya bermain yang konstan, kehadiran Max “Demon1” Mazanov, pemain bintang Jett, membawa angin segar bagi EG. Dengan tambahan Demon1, segalanya tiba-tiba terlihat berjalan sesuai rencana, mengubah nasib musim EG yang tadinya dipertanyakan.

Setelah melewati perjalanan menakjubkan di Masters Tokyo, EG naik menjadi unggulan nomor satu di Amerika dan akhirnya meraih gelar juara dengan semangat baru yang menyala-nyala. Dari wawancara berapi-api hingga momen euforia di atas panggung, EG dengan cepat membenamkan diri dalam peran sebagai “penjahat” di panggung Valorant Champions Tour 2023.

Namun, dalam perjalanannya menuju grand final, EG menghadapi cobaan berat. Sebagai unggulan bawah, mereka baru saja melewati pertempuran sengit best-of-five melawan LOUD Brasil hanya sehari sebelumnya, dan mereka juga harus menghadapi pilihan peta yang dipilih oleh Paper Rex. Namun, semua itu tidak memengaruhi semangat Kelden “Boostio” Pupello.

Dengan sikap optimis, Boostio berkomentar tentang pertandingan sebelumnya, “Saya lebih suka memainkan best-of-five kemarin. Lebih banyak tayangan, lebih banyak pengikut di Twitter, lebih banyak waktu untuk bermain di depan para penggemar. Meski begitu, saya tetap menikmati permainan kemarin.”

Pertarungan akhir VCT tahun 2023 dimulai di peta Split, pilihan yang jelas diambil oleh Paper Rex untuk menciptakan keunggulan. Namun, strategi ini justru berbalik menyerang mereka.

Paper Rex dikenal dengan strategi agresif mereka yang dipimpin oleh Ilya “something” Petrov dan Wang “Jinggg” Jing Jie. Namun, di pihak lain, EG memiliki dua kekuatan hebat yang siap beraksi.

Pada pertempuran sengit di peta Split, Max “Demon1” Mazanov dan Alexander “jawgemo” Mor terus menghancurkan lawan-lawan mereka. Demon1 mencetak tingkat headshot yang luar biasa sebesar 41 persen, sementara jawgemo bahkan berhasil mengungguli Jinggg, yang dikenal sebagai pemain Raze terbaik di dunia.

Namun yang paling mengejutkan adalah bagaimana koordinasi tim EG berhasil membalikkan narasi pada peta yang sulit diserang, yakni Split. Biasanya dikenal sebagai peta pertahanan, kedua tim justru berhasil memecah kebiasaan tersebut, dan EG keluar sebagai pemenang dengan skor 13-10.

Paper Rex dikenal sebagai tim yang kadang lambat di awal pertandingan namun mampu melakukan comeback dahsyat, seperti yang terjadi di grand final VCT Pacific League. Pertarungan masih berlanjut, dan EG tetap fokus dan tak kenal menyerah.

Pada peta Ascent, Paper Rex harus berhadapan dengan Corbin “C0M” Lee, salah satu bintang yang konsisten dari EG sepanjang turnamen. Sova C0M telah menjadi elemen penting dalam pertandingan tim, bahkan beberapa tim pesaing harus menyesuaikan komposisi mereka untuk melawan inisiatif dari Rusia ini.

Kesuksesan Paper Rex di peta Ascent mungkin bisa dikaitkan dengan komposisi tim mereka yang tak biasa, dengan kehadiran Reyna, Harbour, dan Viper. Berbeda dengan Split, strategi mereka jauh lebih solid, yang akhirnya mengantarkan mereka meraih kemenangan tipis 13-11.

Pertarungan berlanjut ke peta Bind, di mana EG tampil luar biasa melawan komposisi yang tak terduga dari Paper Rex, termasuk pergeseran Jason “f0rsakeN” Susanto ke karakter Yoru. Meski upaya ini jelas untuk meredam kekuatan Boostio, namun tak berhasil mengubah.

Untuk update berita selanjutnya kalian bisa kunjungi gameholic.id